Selasa, 14 September 2010

Pelajaran 3. Apakah kita ingin menjadi trader atau investor

Investors membeli saham untuk disimpan dalam waktu yg panjang malah
bisa dalam waktu panjang sekali (contoh ekstrim adalah apa yang
dilakukan Warren Buffet). Jika mereka menyimpan dalam waktu jangka
panjang sekali, bisa saja pada waktu turun mereka malah menambha
posisinya dan bukan menjualnya.

Tidak demikian halnya dengan trader. Trader tidak menympan saham
melainkan "memainkan" saham dalam jangka pendek malah bisa dalm jangka
pendek sekal seperti beli pagi jual sore (intraday trader).. Jika
investor melakukan beli lagi (average down) pada waktu harga turun maka
perbuatan tersebut bagi seorang trader merupakan "dosa tak berampun"
artinya dia tidak boleh melakukan average down. Jika harga melawan dari
apa yg diinginkannya maka trader harus melakukan "cut loss". Bagi trader
melakukan cut loss adalah merupakan tindakan penyelamatan.

Investor mengharapkan pertumbuhan majemuk dari portfolionya dalam
jangkja panjang sekali. Coba jika anda mnginvestasika uangan anda
sebanyak Rp20 juta dan mempperoleh return 20% per tahun maka dalam 20
tahun uang anda akan menjadi Rp766 juta. Nah kalau yg diinvestasikan
Rp50 juta maka akan menjadi hampir Rp 2 milyar. Bagi orang tuanya yg
kaya minta Rp 50 juta lalu sambil sekolah nunggu 20 tahu langsung jadi
milyader deh tanpa harus kerja keras.

Nah iuntuk trader lain lagi. Bagi dia bagaimana dengan memanfaatkan
modal yg lebih sedikit dalam waktu yg lebih singkat bisa memperoleh
hasil sama dengan si investor dengan memanfaatkan volatilitas harga atau
memanfaatkan siklus bisnis, siklus pasar atau siklus harga. Itu tujuan
jangka panjangnya. Tujuan jangka pendeknya adalah mencari penghasilan
dari trading sampai dengan bagaimana caranya membiayai hidup dari
trading (Trading For A Lving). Bagi anak muda bagaimana mencari jajan
mingguan untuk mntraktir pacarnya ke mal dan nonton bioskop.

Nampak begitu menjanjkan. Akan tetapi kenyataan banyak yg memperlihatkan
kejadian sebaliknya. Riset menunjukan bahwa 85% dari yang mengharapkan
hasil diatas malah hilang dari poeredaran dan hanya 15% yag bertahan.

Mengapa demikian? Sebabnya adalab bahwa berusaha di pasar modal penuh
engan ketidak menentuan, high return idserta juga dengan high risk.
Maeihat dari hanya 15% yg berhasil artinya bertransaksi di pasar modal
adalah tidak untuk semua orang melainkan hanya diperuntukan bagi
mereka-mereka yng menyiapkan dirinya dengan baik baik sebagi seorang
investor maupun sebagai seorang trader.

Bersambung......

Sumber Soeratman

Tidak ada komentar: