Hampir sampaii dengan akhir sesi IHSG bergerak anomaly terhadap regional untuk akhirnya pada “last minutes” ditutup pada teriteri positip, barangkali karena ternyata pada menit-menit terakhir harga minyak muncul ke permukaan teritrori positif setelah hampir selama seharian bernafas dalam lumpur.
Mengapa terjadi anomaly terhadap IHSG? Hampir pada semua bursa-bursa lainnya di dunia kenaikan harga komoditi energi memberikan pengaruh negative terhadap pergerakan indexnya. Sebaliknya di Indonesiao padaa saat ini sector komoditi sudah merupakan index mover karena saham-saham komoditi energi serta yang berkaitan dengan energi seperti BUMI, PTBA, ITMG, AALI, LSIP, UNSP jika dijumlahkan memiliki kapitalisasi yang besar yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Dan pergerakannya memiliki korelasi yang positif dengan IHSG. Jadi jika harga komoditi naik maka IHSG kemungkinan besar baik dn begitu sebaliknya.
Hali ini menjadi buah simalakama pada kondids dinegara kita karena para pemegang portfolio komoditi atau otoritas BEI seakan-akan selalu menghendaki harga minyak dan batubara naik sedangkan sebaliknya Pemerintah dan rakyat menghendaki harga-harga tersebut turun karena Indonesia bukan lagi merupakan net exporter minyak melainkan telah menjadi net importer. Maka pernah terbaca di milis tetangga bahwa para pemegang portfolio energi dianggap ingin menari ditengah penderitaan rakyat.
Tapi business is business yang kadang-kadang adanya conflict of interest tidak bisa dihindari.
Keadaan hari ini seperti biasanya jika minyak turun maka sector finansial naik dan sector energi tertekan. Bagaimana kiranya kondisi besok masih ada sekitar 12 jam yang harus kita tunggu akan tetapi nampaknya pasar masih diperuntukan untuk para surfer yang dapat memanfaatkan naik turunnya gelombang dan belum untuk para investor.
ER – From J-Club Desk.
Intraday Oil Chart darihttp://www.ft.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar